Minggu, 12 Maret 2017

Mengintip Goa Braholo di DIY, ditemukan 6 kerangka manusia purba

Jumat, 10 Maret 2017 04:15 Reporter : Purnomo Edi
goa braholo di Yogyakarta. ©2017 Merdeka.com/purnomo edi
Merdeka.com - Kabupaten Gunungkidul memiliki banyak goa di perut buminya. Salah satunya adalah Goa Braholo. Goa Braholo terletak di Dusun Semugih, Rongkop, Gunungkidul, DIY. Goa ini berjarak 25 kilometer ke arah timur dari Kota Wonosari. Perlu waktu dua jam perjalanan menggunakan sepeda motor untuk mencapai Goa Braholo.

Goa Braholo berada di ketinggian 357 mdpl (meter di atas permukaan laut). Untuk mencapai mulut goa, pengunjung harus naik barisan anak tangga yang menanjak. Goa Braholo memiliki lebar ruangan kurang lebih 39 meter dengan panjang 30 meter. Secara keseluruhan luasannya mencapai 1.172 meter.

Memasuki Goa Braholo akan nampak bekas ekskavasi atau penggalian. Di tahun 1994, Goa Braholo menjadi lokasi ekskavasi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Proyek ekskavasi ini di bawah pimpinan Prof. Harry Truman Simanjuntak, seorang pakar arkeologi asal Universitas Indonesia (UI).

Proyek ekskavasi yang dilakukan oleh Prof. Harry Truman Simanjuntak berakhir pada tahun 2000. Keterangan tentang proyek ekskavasi ini tercantum pada papan kayu yang terpasang di pintu masuk Goa Braholo.

Dalam ekskavasi tersebut, tim arkeolog berhasil menemukan enam kerangka manusia purba. Keenam kerangka tersebut ditemukan dalam kondisi utuh. Selain itu, para arkeolog juga menemukan berbagai peralatan yang digunakan oleh manusia purba.

Penemuan berbagai artefak ini dilakukan di 14 kotak ekskavasi. Tim arkeolog menemukan berbagai peralatan dan sisa makanan dari zaman purba. Beberapa di antaranya adalah serut penusuk, fosil kayu, tulang-tulang kayu besar, mata panah, cangkang kerang dan sisa biji-bijian yang sebagian terbakar.

Kusno (60) pemilik tanah sekaligus pengelola Goa Braholo menceritakan, bahwa saat ekskavasi dilakukan oleh tim arkeolog, dirinya ikut terlibat membantu. Tanah di dalam Goa Braholo, sambung Kusno, digali sedalam tiga hingga tujuh meter oleh tim arkeolog. Dari lokasi tersebut ditemukanlah enam kerangka manusia purba.

"Saya sempat lihat kerangka manusia purba yang ditemukan. Tengkorak kepala manusia purba yang ditemukan ukurannya lebih besar dari kepala manusia sekarang. Tetapi tulang lainnya berukuran lebih kecil dari manusia masa sekarang. Saat ditemukan, manusia purba posisinya duduk, kaki ditekuk dan punggungnya nempel satu dengan yang lainnya," ujar Kusno saat ditemui akhir Februari 2017 yang lalu.

Kusno mengatakan, saat ini kerangka manusia purba yang ditemukan di Goa Braholo disimpan di Museum Punung, Pacitan, Jawa Timur. Sedangkan di Goa Braholo, lanjut Kusno sudah tak ada lagi peninggalan manusia purba.

Tak banyak pengunjung yang tertarik mengunjungi goa Braholo ini. Padahal di dalam Goa Braholo ini tersimpan sebuah cerita tentang kehidupan manusia yang berumur puluhan atau ratusan juta tahun yang lalu.

"Di sini biasanya yang berkunjung dari sekolah atau mahasiswa, tetapi beberapa waktu lalu ada yang berasal dari luar negeri dari Belanda. Mereka tertarik untuk belajar mengenai sejarah disini. Namun sayang tidak ada lagi gambaran utuh mengenai proses ekskavasi atau penampakan manusia purba di Goa Braholo. Barangkali kalau ada bisa lebih banyak lagi pengunjung yang datang ke goa ini," harap Kusno.

Kusno berharap agar pemerintah mau memberi perhatian terhadap Goa Braholo. Pasalnya, potensi Goa Braholo besar untuk dikunjungi oleh wisatawan. Selain karena sejarah manusia purba di Goa Braholo, lingkungan di sekitar goa pun juga tampak asri dan indah dengan rerimbunan pohon yang meneduhkan. [rnd]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar